ANTARA HUJAN, BULE, DAN JERITAN MOTORKU SAYANG -part 01

Seharusnya, hari selasa (17 – 11 - 2009) menjadi hari yang bahagia, soalnya di hari itu, perputaran hidup terjadi sekali lagi (yang menuntut banyak tuntutan sosial yang aku yakin bakal sering ditanyakan realisasinya ^^” ), dimana orang bilang sih, kita harus semakin baik dan bijaksana di dalam menjalani hidup kita (cieeh!).
Emang sih, hari itu diawalin sama hal yang sebenernya nggak aku pengen. Dengan telepon yang dimulai jam 1 pagi sampai kira2 jam 2, bisa dibilang sekali lagi jantung ini rasanya mau meledak aja (soal ini bakal aku angkat di entri berikutnya ^^).
Tapi sungguh, kalau aku pikir2 lagi, aku harus ngaku kalo aku sedikit lega dengan pembicaraan pagi itu. Rasanya, semua pertanyaan udah kejawab pagi itu. Akupun memutuskan untuk melangkah lagi ke hal yang baru, ninggalin semua yang lama dan sifatnya semu. Udah saatnya faktor realitas menjadi salah satu faktor di segala hal dalam aku ngambil keputusan (kayak misalnya, kudu jadian ma Dian Sastro atau Maria Renata. Begitulah ^^).
Pada pokoknya! aku bersyukur atas apa yang aku dapat di awal hari tersebut. Sungguh, kayaknya suatu pertanda buat aku untuk bener2 ninggalin hal2 yang membuang waktuku kayak yang udah aku lakuin dulu, jadiin semua itu pelajaran, melangkah lagi dengan semangat hidup yang baru. MERDEKA!

Dan semuanya, bukan yang paling utama yang pengen aku certain disini. Kenapa judulnya “Antara bule, hujan dan hancurnya motorku”? Hehehe, ini dia …

Pagi itu, aku berangkat training ke kantor kayak biasanya. Ngerjain beberapa dokumen, sok sibuk nelpon2 dan nyuri2 waktu buat tidur (^^v) SAMPAI SAAT ITU TIBA!
Ya. Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB waktu ada telepon ke Direksi (Di bagian ini aku njalanin trainingku) dari personalia, yang ngasih tau kalo ada seorang wartawan dari Belanda, dan celakanya, gak ada yang berani buat “nerima” tu bule. Alasannya? Simpel. Bahasa.
Akhirnya, bagian direksi yang dimintai tolong. Atasanku, mas Agung, nugasin satu staff yang emang jebolan univ jurusan bahasa Inggris, dengan pertimbangan, bahasa Inggrisnya paling cas cis cus diantara staff lainnya. Mas Agungpun dengan penuh harap menoleh ke arah meja staff tersebut dan dengan sukses melempem, soalnya si staff tersebut (yang rupanya udah ngerasain gelagat ga baik) sudah menyusup kabur tanpa jejak entah kemana bak Solid Snake di seri Metal Gear Solid ntu.
Mas Agung mlongo. Aku terpana. Luar biasa. Ternyata kejadian kayak gitu benar2 ada di dunia fana ini. Seingatku tadi baru aja beberapa detik yang lalu, beliau masih ada di samping kami, tiba2 tanpa meninggalkan apapun (yah, sedikit bau kecut keringatnya, mungkin) ia sudah meninggalkan kami berdua yang menangis sesengrukan dan berpelukan ala teletubis untuk selama2nya (hus!).
Tapi ya sudahlah. Pertunjukkan harus berlangsung, Aziz gagap tetaplah gagap, dan komeng tetap bersuara cempreng.
Dalam kebingungan tersebut, memutuskan siapa yang akan menemui bule wartawan ntu, dengan hitungan kemampuan berbahasa Inggrisku sebanyak 5% dan selebihnya 95% nekat, aku mengajukan diri.
“Saya aja, mas” ujarku dengan penuh birahi.
Dengan mata berbinar2 bak mendapatkan oase di tengah padang rumah tangga, mas Agung langsung meng oke kan pengajuan diriku yang nekat itu. Yah, jelek2 gini, aku juga punya sertifikasi bahasa Inggris selama 3 tahun meskipun diragukan keabsahannya.
Ok, jadilah aku yang ditugaskan menemui bule tersebut. Sebelumnya, dengan gaya sok penting, aku menanyakan hal2 apa aja yang harus aku sampaikan ke bule tersebut atas nama perusahaan. Wei, iya dong! Gini2, berarti aku mewakili kepentingan perusahaan, bukaan? Tapi, hal yang mutlak lucu adalah, aku dengan gaya sok-ku, ntu ternyata malah mendatangkan fakta bahwa aku memang kurang pengalaman. Setelah Mas Agung aku tanyakan hal tersebut, dia malah bingung. Aku bingung. Semua bingung. Dan akhirnya. Kita sama2 sepakat buat band yang dinamain band bingung..bingung ni band pa kumpulan arisan, gitu,…eh,..bukan ding…
Mas Agung malah nyuruh ke aku untuk nanyain, apa yang diperlukan oleh si bule itu. Alamak. Bener juga. Ni bukan tugas kampus, lagi. Dunia kerja tu punya dua aturan. Yang satu membutuhkan, yang kedua menyediakan kebutuhan. Itu aja. Huff..Dan setelah (agak) paham dengan tugasku,…dengan langkah yang diberani2in, aku pun melangkah menuju ruang tamu, DAN TERNYATAAAA….!!!!

Aku harus menunda tulisan diblog ini karena harus ngerjain skrip translate sejarah perusahaan ^^”

NANTIKANLAH BAGIAN BERIKUTNYA!!! ,… halah,…