Www.DannyPunyaCerita.blogspot.com

Selamat datang di blog saya!
Blog yang berisi tentang catatan catatan (yang mungkin nggak penting buat sebagian orang^^"), tentang mimpi, harapan, cita, cinta, dan semua yang mungkin dialami umat manusia, melalui kacamata seorang beruang yang bodoh ini..
Kritik yang membangun (dan masukan di rekening saya, jika memungkinkan), saya harapkan disini.
Jangan lupa leave comment, follow my blog atau bahkan promosiin blog saya! Hehehe! ^^v
Eniwei, makasiiih, buat kamu kamu, anda anda sekalian yang udah masuk dan baca baca blog nii,..
Tabee '... ^^v

Senin, 27 Juli 2009

"SAM SANG ABADI" CH.01 Dweller in the dark bg.03

Aku memutuskan untuk memasuki lorong tersebut.
Pelan pelan aku mulai membuka gerbang lorong itu. Ugh.Baru sebentar saja, bau yang amat menyengat menyerangku. Aku harus menghindar dan mengambil nafas sejenak, sebelum aku kembali melongok, mencoba meneliti lorong tersebut.

Gelap total

Aku mencoba lagi untuk membiasakan diri dengan kegelapan disitu. Terbersit perasaan untuk mengurungkan niat memasuki lorong itu, namun aku kemudian kembali mengurungkan niat tersebut. Aku merasa aku akan menemukan sesuatu, bila aku mencoba menyusuri lorong ini. Maka, aku kemudian mulai melangkahkan kakiku ke dalam.

Hanya bunyi kecipak air, serta suara angin yang menerpa pelan namun pasti ke tubuhku, yang dapat kudengar di dalam lorong. Sesekali, suara decit tikus, membahana di sekitarku, seakan2 mereka telah mengepungku dari segala arah. Aku cukup terbantu dengan beberapa sinar lemah yang menembus dari atas, yang membuaku semakin dapat melihat dengan jelas di dalam kegelapan. Terlalu jelas, malahan.
Namun, aku tidak memperdulikan hal tersebut.
Aku terus berjalan. Rasa pusingku di kepala, berangsur angsur mulai menghilang. Kurasa, aku mulai dapat berfikir dengan jernih..
Menyusuri lorong itu, serasa tak memiliki ujung. Seperti akan selamanya aku berada disini. Ditambah lagi, suasana yang sunyi dan senyap, mau tak mau membuat aku merinding juga. Namun aku tahu, aku tak bisa berhenti. maka aku terus saja berjalan.
Suasana sepi dan senyap itu, tiba2 terpecahkan dengan suara yang lamat lamat kudengar. Aku berhenti, dan mencoba mendengar lebih jelas lagi..

Cap cap..

Belum,..belum jelas apa yang kudengar. .Aku lalu melangkah lagi, untuk mencoba mendengar lebih jelas..

Cap cap...

Hm?...aku belum yakin apa yang kudengar..

Cap..cap..

Apakah itu,...suara...

Cap cap...cap..cap..

..Ada yang sedang makan?....

Cap..cap...

Aku semakin mendekati asal suara tersebut. Dari kejauhan, sedikit demi sedikit aku dapat meilhat bayangan putih, terdiam dan sedikit bergerak, mengikuti irama suara "cap..cap" tersebut.
Aku semakin dekat dengannya. Setelah kira2 100 meter dari tempatnya berdiri, aku tetap tidak bisa memastikan, apa yang ada di depanku ini.Dia nampaknya mengenakan jubah putih yang nampak sangat kotor, terkena air dan lumpur di sekitarnya. Namun hal itu rupanya bukan hal yang paling menakutkan bagiku.
Saat aku lihat lebih jelas, rupanya bukan hanya noda kotor maupun lumpur yang ada disitu. Sekonyong2 tiba tiba merembeslah darah segar dari situ sewaktu ia membalikkan badannya. Nafasku tercekat saat aku melihat sesosok mayat yang sudah hancur ada dibawahnya, dan nampak wajah pemangsanya sedang menggigit sepotong lengan yang sudah koyak.
Darah menetes deras dari potongan lengan tersebut, sedangkan dari rasa keterkejutanku, aku bisa melihat matanya menyala penuh kebencian, menyeruak dari rambutnya yang kusut masai.
Aku terkesiap. Secara reflek, aku mundur beberapa langkah kebelakang. Menyadari kenyataan bahwa ada sesuatu yang sedang menyantap mayat manusia di depanku membuatku tiba2 mual dan miris..
Aku semakin beringsut kebelakang saat pelan2 dia mulai maju menghampiri. Lama2, terdengar suara desisan dari mulutnya yang masih sibuk mengunyah lengan tersebut. Darah segar semakin menetes dari mulutnya yang mulai menggumam tak jelas, dan tiba2..PLUK! Ia menjatuhkan lengan tersebut dan berhenti menghampiriku.. Aku terdiam pula di tempat, saat suasana tiba2 menjadi hening..Kami berdua terdiam cukup lama, walau sejujurnya aku tak lagi memikirkan tentang seberapa lama kami berdua kini saling memandang..Aku tetap dapat merasakan kebencian menyorot tajam ke arahku, dan dugaanku benar adanya.
Tiba2 dia menjerit! Ya Tuhan,...suara jeritan itu lebih tepat bila kusebut dengan lengkingan. Amat menyakitkan siapapun yang mendengarkannya. Aku menutup kedua tanganku, sedangka mataku terus melihat ke arahnya. Kini, aku dapat dengan jelas melihat wajahnya.
Wajah perempuan putih pucat pasi itu melengking, memamerkan taring2 tajam mengerikan yang berbalur dengan merah darah, terbuka tak wajar dengan bentuk lonjong rahang yang lebih lebar dari rahang manusia biasa. Matanya yang besar, berwarna hitam kelam, seakan merupakan sebuah lubang tanpa ujung disana, membelalak, menatapku hebat.
Aku terkesima, tak dapat bergerak. Tubuhku seakan dipaku ke dasar tanah, sementara keringat dapat kurasakan mengguyur hebat di antara tubuhku yang bergetar ketakutan.
Aku semakin terkejut saat aku dapat melihat seseuatu keluar dari punggungnya.. Sesuatu itu adalah tangannya! Enam tangan yang hitam panjang itu menyeruak keluar dengan lendir2 menjijikkan yang menyertainya. Tangan2 itu seakan menari2 saat pelan2 mereka mulai menghujamkan jari2 yang panjang, dan setajam pedang itu ke dalam langit2 lorong, dan mengangkat tubuh tuannya beberapa senti dari permukaan tanah. Aku tetap tak dapat bergerak melihat apa yang ada di depanku ini.
Makhluk itu pelan namun pasti mengambil sikap untuk menyerangku. YA,..MENYERANGKU! Itu dapat kulihat dari seringai mengerikan yang tampak dari wajah pucat pasi itu. Dan tiba2 ia mulai bergerak!
Bak laba2 ia maju dengan menggunakan ke enam tangan di punggungnya utnuk menghampiriku dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan jeritan yang mengerikan, Ia juga mengibaskan kedua tangannya di depan, berusaha untuk meraihku. Aku seketika menjatuhkan diriku ke belakang, tepat saat aku merasakan kibasan tangannya yang setajam pisau itu, tepat melewati wajahku.
Aku lalu bangkit, dan melihat ke belakang. Nampak makhluk itu berhenti, dan menoleh ke belakang. Ia terkesan amat kesal karena ia gagal menyerangku barusan. Ia lalu cepat berbalik, dan kembali melengking. Aku tak mau berdiam lama. Aku langsung melompat, dan berlari secepat yang aku bisa. Aku tak tahu apakah aku cukup cepat untuk bisa melarikan diri dari makhluk ini. Yang aku tahu, aku dapat mendengar suara hujaman kaki2nya di tembok lorong, dan jeritannya yang mengerikan itu, berada semakin dekat denganku. Lalu tiba, aku terjerembab jatuh. Rupanya, ia berhasil menangkapku. Aku langsung memutar badanku, sehingga aku kini berhadapan langsung dengannya.
Makhluk itu kemudian menghujamkan keempat tangannya ke tubuh sampingku..JRREEB!! Aaaggh!! Sakit sekali! Rasanya seperti mau mati, saat kurasakan jari2 panjang itu masuk menghujam, menembus mengulik2 daging di tubuhku.. Tidak berhenti sampai situ, wajahnya mendekat kearahku, membuka rahangnya lebar. Aku langsung menghentikannya. Aku memegang kuat rahang atas dan bawah, agar makhluk itu kesulitan membenamkan taring2 baunya ke kepalaku. .
Bertahan dalam kondisi itu sangat melelahkan. Makhluk itu sangat kuat, dan terus terang saja, aku berfikir untuk mulai menyerah, Menyerah, dan membiarkan gigi2nya yang kotor itu mengunyahku pelan2...Namun tiba2 dengan berfikir seperti itu, membuatku marah. Aku tak bisa menerima kenyataan itu..Aku tidak mau kalah dari makhluk ini!
Maka, dengan satu teriakan, sekaan mendapatkan tenaga entah darimana, aku mendorong balik makhluk itu. Berhasil. Aku langsung menduduki makhluk tersebut. Makhluk itu terus meronta2. Namun, aku tidak peduli. Aku terus menekan. Kami saling berteriak satu sama lain. Aku kemudian sadar bahwa aku kini dalam kondisi, dimana salah satu dari kami selamat dari situasi ini, dan lainnya mati..
Aku ingin makhluk ini mati...
Aneh. Aku merasakan kegairahan yang memuncak saat aku berusaha merobek rahang makhluk ini..Ugh..seharusnya dapat kurekam kembali sensasi saat makhluk tersebut menjerit kesakitan, saat aku membuka rahangnya, merobeknya hingga kedua ujungnya saling rata dengan tanah dibawahnya. Kemudian, aku mulai menggenggam tangan2 disamping tubuhku, dan mencabutnya. Kemudian, dengan satu teriakan panjang, aku mencengkramnya, melumatnya sampai tak berbentuk lagi. Ditengah mulutnya yang kini hancur, aku dapat mendengar ia kembali menjerit kesakitan...Aku menyukainya..
Sisanya, aku meraih kedua tangan di depan tubuhnya, dan kemudian mematahkannya dengan mudah. Setelah menarik putus tangan itu, aku menggunakannya untuk memukuli makhluk tersebut berulang kali dengan sekuat tenagaku. Entah sudah berapa lama aku melakukannya, hingga kulihat makhluk itu sekarat. Aku tidak puas. Tiba2 aku teringat tangan besiku. Aku kemudian mencekik makhluk itu, membawanya ke atas. Lalu dengan satu teriakan penuh kepuasan, aku menghantamkan tanganku tersebut keras2 hingga menembus tubuhnya. Darah segar segera berhamburan, melejit ke segala arah...Aku membiarkan semuanya, tubuh makhluk itu menggantung di tanganku diam tak bergerak, untuk merasakan sensasinya..aku tersenyum puas...
Namun tak lama, aku segera mengenyahkan tubuh itu..Aku terduduk. Tubuhku terasa sakit, terutama oleh luka2 disamping tubuhku ini. Aku bernafas, tanpa ingin melihat keadaan makhluk di depanku ini..Saat itulah tiba2 ku rasakan kehadiran makhluk lain dibelakangku.
Aku menoleh..
Aku melihat banyak sinar senter bersliweran disana..Lalu tiba2 aku mendengar seseorang berkata, "Hei...kamu tidak apa2? Wow,..kamu luar biasa tadi! Ah,..kau terluka? Mari, sini kami bantu!"
Aku dapat melihat seseorang dari mereka mengulurkan tangannya ke arahku.
Aku tak dapat melihat dengan jelas siapa mereka. Aku sudah terlalu capai ..nafasku memburu saat mereka semakin mendekatiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar