Www.DannyPunyaCerita.blogspot.com

Selamat datang di blog saya!
Blog yang berisi tentang catatan catatan (yang mungkin nggak penting buat sebagian orang^^"), tentang mimpi, harapan, cita, cinta, dan semua yang mungkin dialami umat manusia, melalui kacamata seorang beruang yang bodoh ini..
Kritik yang membangun (dan masukan di rekening saya, jika memungkinkan), saya harapkan disini.
Jangan lupa leave comment, follow my blog atau bahkan promosiin blog saya! Hehehe! ^^v
Eniwei, makasiiih, buat kamu kamu, anda anda sekalian yang udah masuk dan baca baca blog nii,..
Tabee '... ^^v

Selasa, 21 Juli 2009

"SAM SANG ABADI" Ch.01 Dweller in the dark bg.02

Aku memutuskan untuk berjalan ke arah cermin.

Terseok seok aku mencoba berjalan di tengah kegelapan. Beberapa kali, aku tersandung benda benda di tengah jalanku, karena selain pandanganku tak bisa begitu menangkap apa yang ada di depanku, selain itu kepalaku masih saja terasa seperti berputar putar tak karuan sedari tadi. Untunglah,. Sedikit cahaya di sana sini yang berasal dari berbagai sudut ruang, cukup membantuku agar aku tidak terlalu banyak tersandung dan terjatuh..
Aku terus berjalan, tak memperdulikan begitu banyaknya bunyi logam yang berdentangan sedari tadi. Aku ingin mengetahui segalanya tentang diriku. Dengan susah payah, akhirnya aku berhasil mencapai cermin…
Dan aku terkejut setengah mati,..
Yang kemudian tampak di cermin itu adalah gumpalan lusuh kain berwarna coklat yang pada awalnya kukira sesosok hantu sedang terbang melintas saat aku berdiri di depan cermin tersebut. Setelah sedikit “terkaget2”, aku mencoba sedikit menertawai diriku tadi..
Sedikit menarik nafas, aku mencoba melihat diriku lebih baik lagi. Pecahan dan retakan di cermin tersebut memang parah, namun lebih dari cukup untuk bisa melihat pantulan diriku seluruhnya. Oke, aku mulai lagi,..
Rupanya, aku memakai coat panjang lusuh berwarna coklat muda. Coat berkerah lebar hingga dada ini terkesan sangat kuno, namun entah bagaimana aku bisa merasa sangat nyaman memakainya. Aku maju selangkah lagi, karena aku tak dapat melihat wajahku disebabkan kurangnya cahaya. Dan kemudian aku melompat;-lebih tepatnya, terjerembab, kebelakang karena terkejut! Balutan perban yang carut marut, mengelilingi kapalaku, sehingga sebagian wajahku tertutup. Sama dengan coat lusuh yang kukenakan, perban itupun nampak seperti dari masa yang sudah lama sekali, bahkan aku dapat melihat beberapa bagian dari perban tersebut, membekas noda darah yang sudah mengering. Ya Tuhan,..aku mencoba kembali mendekat ke arah cermin. Setelah cukup terkumpul keberanian, aku mulai mengamati wajahku.
Wajah berbalut perban yang tidak rapi, sehingga rambutku yang nampaknya cukup panjang itu melintang, menembus perban disana sini, membuat aku terpengarah. Tuhan, apa yang terjadi pada diriku sebenarnya?. Namun satu hal yang cukup membuat ku merasa lebih tidak nyaman lagi adalah, aku masih dapat melihat bola mataku yang bening diantara carut marut perban kotor itu seakan menyala, meskipun kurangnya cahaya disitu. Seakan2, keduanya terbuat dari kaca yang bening dan tajam..

Kemudian, aku mencoba untuk mengamati ke bawah..Aku memakai kemeja putih yang tak kalah lusuhnya. Nampak di beberapa bagian telah robek atau tercacah. Hei. Bahkan ada juga noda darah yang mengering disitu.. Aku mencoba melihat lagi kebawah. Ah, aku rupanya memakai celana dari kain berwarna sama dengan coat yang kupakai. Sama sama lusuh. Dengan sepatu ringan yang kugunakan juga, aku bertanya tanya, sebenarnya jenis pakaian apa yang sedang kugunakan saat ini..Aku kembali mengamati wajahku saat aku merasa aneh dengan tangan kananku. Ada yang janggal. Bila aku sadari lebih lanjut, ternyata ada satu hal yang luput sedari tadi..

Aku tak dapat merasakan tangan kananku sebagimana aku merasakan tangan kiriku.

Padahal, sedari tadi aku menggunakannya. Maka aku menyingkap lengan kanan coatku dan kembali aku dikejutkan fakta lain tentang tubuhku.
Aku melihat sebuah lengan besi disana!!!

Lengan besi merah yang mengkilat kilat, meskipun kurangnya cahaya disitu. Aku terduduk tak percaya.. jantungku berdebar keras hingga aku sendiri dapat mendengar irama setiap detakannya. Wajah yang diperban, baju penuh noda darah,..tangan besi merah yang melekat di lenganku,..terlalu banyak hal yang bisa aku terima saat ini juga. Terlalu banyak pertanyaan butuh untuk dijawab, sementara aku masih belum bisa berdiri tegak di kakiku.

Aku masih terduduk. Nafasku memburu. Aku berfikir. Dalam hati, aku terus menyuruh diriku sendiri untuk berfikir. Otakku bergerak hebat, sementara aku bisa merasakan keringatku deras menetes, merambat diantara perban2 di wajahku..Sementara itu, di depanku terlihat bayangan seorang pria yang nampak ketakutan, meringkuk seperti hantu..Aku tak mempercayainya..,aku tak mempercayainya kalau pria itu adalah aku, sampai aku melihat matanya yang walaupun terkesan takut, namun tetap berkilat-klilat menakutkan..

Ya Tuhan,..ya Tuhan,..apa yang terjadi? Dimana aku? Apa yang terjadi pada diriku? Seiring aku mencoba berfuikir dan mengingat2 sesuatu yang mungkin bisa membantuku menerangkan apa yang sedang terjadi, seiring itu pula kepalaku makin berdenyut hebat.. Berdenyut, menghantam2 kepala dan kemudian turun ke seluruh sel sel tubuhku. Aku tiba tiba mual, kemudian aku muntah. Rupanya, itu cukup membantu, karena setelah itu, aku merasa bisa berfikir sedikit lebih tenang. Aku tidak bisa lama lama berdiam disini.

Aku kemudian melihat ke atas. Nampak sebuah pintu tidur di atas sana. Pintu tersebut nampak rapuh. Mungkin dengan sedikit tenaga untuk mendorong, pintu itu akan terbuka. Nampak beberapa cahaya masuk menembus pintu tersebut.

Aku kembali mencoba mengatur nafas. Aku kemudian merasa, aku dapat menemukan sesuatu di bawah sini, maka, aku mencoba mencari2 sesuatu. Apa saja. Aku mulai meraba2 kotak, meja, atau apa saja. Potongan manekin2 beterbangan kesana kemari. Ternyata, pencarianku tidak sia2. Diantara tumpukan kotak2 tersebut, aku menemukan sebuah pintu. Aku mencoba melongok ke dalamnya,. Gelap total. Namun dari hembusan angin yang masuk, aku dapat mengira2 bahwa pintu itu adalah sebuah lorong. Tampak dari angin kering yang menghantam mukaku saat aku mencoba melihat ke dalam..lorong itu tidak pendek..

Aku memutuskan beristirahat sejenak..Saat duduk, antara ingin dan tak ingin, aku melihat tangan kananku.

Ya Tuhan..

Aku kemudian kembali melihat sepotong tangan berwarna merah solid dengan ukiran urat manusia, berbentuk tangan manusia lengkap dengan sempurna..
Siapa yang telah melakukannya padaku?
Benda apa ini yang kini jadi tangan kananku?
Mengapa aku memakai perban di wajahku? Sakitkah aku?
Dimanakah aku?
…………………….
Sial,…….dari semua pertanyaan, terbit satu pertanyaan yang seharusnya terjawab terlebih dahulu,..

Siapa aku sebenarnya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar